Selasa, 24 April 2018

RESIKO AUDIT


Komponen Model Risiko Audit


Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerim bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. 
Risiko 
Empat gambaran umum tentang risiko diantaranya :
  1. Risiko Deteksi yang Direncanakan (planned detection risk) adalah risiko bahwa bukti audit untuk satu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas kerja. Dua hal penting yang harus diketahui tentang risiko deteksi yang direncanakan : Risiko deteksi yang direncanakan tergantung pada tiga factor lain dalam model risiko audit. Dan risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substantive yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya berlawanan dengan risiko deteksi yang direncanakan.
  2. Risiko Inheren, mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar aka nada salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditr akan menyimpulkan bahwa risiko inheren adalah tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan risiko inheren karena pengendalian internal diperhitungkan secara terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian.
  3. Risiko Pengendalian (control risk) mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu leh pengendalian internal klien. Model risiko audit menunjukkan hubungan yang erat antara risiko inheren dan risiko pengendalian. Sebelum menetapakan risiko pengendalian, auditor harus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi seberapa baik pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji keefektifannya.
  4. Risiko Audit yang dapat Diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan risiko audit yang dapat diterima lebih rendah, auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak disalahsajikan secara material. Risiko audit yang dapat diterima sering kali auditor menyebutnya dengan audit assurance. Audit assurance merupakan pelengkap risiko audit yang dapat diterima, yaitu satu dikurangi risiko audit yang dapat diterima.



Source :
Arens, Alvin A. ; March 12, 2014; Auditing dan Jasa Assurance; Penerbit Erlangga; Edisi kelimabelas; Jilid 1

Selasa, 17 April 2018

MATERIALITAS


Materialitas dalam Laporan Audit


Materialitas adalah pertimbangan penting dalam melakukan jenis leporan yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu. Contoh, jika salah saji relative tidak material terhadap laporan keuangan suatu entitas selama periode berjalan, maka tepat untuk menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian.


Terdapat tiga tingkat materialitas yang digunakan untuk menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan :
  1. Jumlahnya Tidak Material, Apabila ada salah saji dalam laporan keuangan tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan, hal tersebut dianggap sebagai tidak material. Contoh, asumsikan bahwa manajemen mencatat asuransi dibayar di muka sebagai asset pada tahun sebelumnya dan memutuskan untuk membebankannya dalam tahun berjalan guna mengurangi biaya pemeliharaan catatan.
  2. Jumlahnya Material tetapi Tidak Memperburuk Laporan Keuangan secara Keseluruhan. Tingkat materialitas yang kedua terjadi aabila salah saji dalam laoran keuangan akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan itu, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar sehingga masih berguna. Contoh, pengetahuan akan salah saji yang besar dalam asset tetap mungkin mempengaruhi keinginan pemakai untuk meminjam uang kepada perusahaan jika asset itu adalah jaminannya.
  3. Jumlahnya Sangat Material atau Begitu Pervasif sehingga Kewajaran Laporan Keuangan secara Keseluruhan Diragukan. Tingkat materialitas tertinggi terjadi apabila pemakai mungkin akan membuat keputusan yang tidak benar jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan. Contoh, jika persediaan merupakan saldo terbesar dalam laporan keuangan, maka salah saji yang besar mungkin akan begitu material sehingga laporan auditor harus menunjukkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak dapat dipandang sebagai telah disajikan secara wajar. Apabila terwujud tingkat materialitas yang tertinggi, auditor harus menolak memberikan pendapat atau memberikan pendapat tidak wajar, tergantung pada kondisi perusahaan yang ada.

Hubungan Materialitas dengan Jenis Pendapat
Tingkat Materialitas
Signifikansi bagi keputusan pemakaian yang layak
Jenis Pendapat
Tidak Material
Keputusan pemakai cenderung tidak dipengaruhi.
Wajar tanpa pengecualian
Material
Keputusan pemakai cenderung dipengaruhi hanya jika informasi yang dipertanyakan sangatlah penting untuk keputusan spesifik yang akan diambil. Laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan dengan wajar
Wajar dengan pengecualian
Sangat Material
Sebagian besar atau seluruh keputusan pemakai yang didasarkan pada laporan keuangan kemungkinan besar akan terpengaruhi.
Menolak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar.



Source :
Arens, Alvin A. ; March 12, 2014; Auditing dan Jasa Assurance; Penerbit Erlangga; Edisi kelimabelas; Jilid 1

Senin, 02 April 2018

Pengertian dan Elemen-Elemen Ekuitas


PENGERTIAN EKUITAS(EQUITY) DAN ELEMEN EKUITAS DALAM AKUNTANSI

Pengertian Ekuitas
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas adalah besarnya hak atau kepentingan pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Atau dengan singkatnya adalah selisih antara asset perusahaan dengan kewajiban.
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aset dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.


Elemen-Elemen yang Termasuk dalam Ekuitas

  • Modal disetor.
Modal disetor adalah saham yang telah dibayar penuh oleh pemegang atau pemiliknya. Modal disetor sama seperti dengan agio saham (paid in capital).

  • Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang ditahan oleh perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Tujuan adanya laba ditahan dalam perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan tersebut. 
Laba Ditahan = Saldo Laba Ditahan + Laba Bersih - Pembayaran Dividen

  • Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Jenis-jenis dividen menurut para ahli :

  1. Cash Dividen
  2. Property Dividen
  3. Stock Dividen
  4. Stock Right
  5. Scrip Dividen
  6. Likuidating Dividend (Dividen Likuidasi)

Itulah penjelasan singkat tentang ekuitas dan elemen-elemennya.
Semoga Bermanfaat...


Source :
Donald e. Kieso; Jerry j. Weygandt; Terry D. Warfield. Akuntansi Intermediate. Edisi Keduabelas, jilid 2



Konsep Dasar Biaya Produk Bersama dan Produk Sampingan

Biaya Produk Bersama dan Produk Sampingan Pengertian Produk Bersama dan Produk Sampingan             Produk bersama adalah beber...